Selasa, 15 Desember 2009

tugas kelompok wawancara etnografi

NAMA : BUDI WAHYU LESTARI (10606011)
RESTUDINI PUTRI S (10606068)
SULARSIH (10606078)
KELAS : 4 SA 01
“TUGAS KELOMPOK WAWANCARA ETNOGRAFI TERHADAP PEMBANTU RUMAH TANGGA”


I. ABSTRAK
Pada penulisan ini penulis mengambil pembahasan tentang keadaan masyarakat di sekitar kita&PRT sebagai objek yg akan di bahas. Perbedaan golongan sosial di masyarakat seringnya terjadi krn pengelompokan yg secara tdk langsung terjadi di masyarakat di karenakan perbedaan keadaan sosial di antara masyarakat itu sendiri. Subjek dari penulisan ini adlh seorang pembantu rumah tangga bernama Sumaniar dan majikan bernama Siti Mujiari.
Berdasarkan wawancara etnografis dpt disimpulkan bhw sebagai makhluk sosial hendaknya kita tidaklah mempermasalahkan jenjang pelapisan sosial tersebut. Krn pada hakikatnya, sebagai individu kita tdk dpt hidup sendiri. Kita pastinya membutuhkan bantuan dri sesama.

II. PENDAHULUAN
Keanekaragaman masyarakat Indonesia bisa kita lihat dari berbagai macam kebudayaan dan kemajemukan yang ada di dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Masyarakat dapat disebut sebagai bentuk kesatuan kolektif dari manusia.
Menurut J.L.Gilin (seorang sosiolog) dan J.P.Gilin (antropolog) masyarakat adalah the largest rouping in which common customs, traditions, attitudes, and feelings of unity are operative (sekelompok besar dari orang-orang yang satu sama lain merasa terikat oleh kebiasaan-kebiasaan tertentu, tradisi, perasaan, dan perilaku yang sama). Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1996:122) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Selain itu, dalam masyarakat terdapat golongan sosial yang merupakan satu kesatuan manusia yang memiliki ciri-ciri seperti identitas sosial, sistem norma atau adat istiadat yang khas. Pada masyarakat tertentu golongan sosial tersebut memiliki status sosial yang jelas peranannya. sebagai contoh, suatu golongan sosial bisa juga terbentuk oleh kesamaan profesi, misalnya golongan pegawai negeri, golonga petani, golongan pedagang, dan sebagainya.
Secara terperinci dari golongan sosial diatas, terdapat juga pelapisan sosial yang mana pengelompokkan anggota-anggota masyarakat dalam sistem pelapisan sosial secara hierarkis, sehingga lapisan yang satu labih tinggi atau lebih rendah derajatnya daripada lapisan-lapisan lainnya. Faktor-faktor yang menentukan sistem pelapisan sosial itu bisa bermacam-macam, diantaranya:
1. faktor ekonomi, seperti lapisan orang-orang miskin dan kaya,
2. faktor pendidikan formal, seperti lapisan orang-orang awam dan terpelajar,
3. faktor keagamaan, seperti kaum abangan, ulama, atau, santri,
4. faktor pemerintahan atau kemiliteran, seperti bawahan dan atasan,
5. faktor politik, seperti elite politik dan rakyat jelata.
Diantara faktor-faktor tersebut diatas, faktor ekonomi dan pendidikan sangat berperan dalam pelapisan masyarakat Indonesia.


III. ISI
Dari sedikit pembahasan diatas kita bisa mendapatkan sedikit gambaran tentang keadaan masyarakat di sekitar kita. Yang mana pelapisan sosial dengan sendirinya terbentuk oleh masyarakat itu sendiri.
Dan sebagai contoh sederhana yang terjadi di lingkungan tempat tinggal kita adalah antara pembantu rumah tangga yang memberikan jasa dengan tenaganya kepada sebagian orang yang lapisan sosialnya berada diatasnya. Mereka yang di sibukkan oleh pekerjaan di kantornya terkadang sudah tidak sanggup lagi untuk menangani pekerjaan rumah sendiri. Oleh karena itu jasa pembantu rumah tangga sangatlah dibutuhkan.
Dari cerminan ini, sebenarnya tidaklah ada yang paling di butuhkan. Mereka, yaitu antara para pembantu rumah tangga dan para pemakai jasanya, sama-sama saling membutuhkan demi tercapainya tujuan masing-masing. Yaitu, para pembantu rumah tangga yang mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya, serta para pemakai jasa yang membutuhkan bantuan tenaga untuk membantu mengurusi pekerjaan rumah tangga.
Kami pun berhasil mewawancarai salah satu pembantu rumah tangga beserta pemakai jasa pembantu rumah tangga, untuk berbagi cerita seta alasan mereka menjadi pembantu rumah tangga dan mengapa pembantu rumah tangga itu sangat dibutuhkan.
Demikian petikan wawancara kami:

Wawancara dengan pembantu rumah tangga:
T : Nama mbak siapa?
J : Nama saya Sumaniar. Tapi orang-orang biasa manggil saya encat.
T : Umur mbak berapa?
J : Umur saya 25 tahun.
T : Mbak menikah umur berapa?
J : Saya menikah umur 19 tahun.
T : Mbak sudah punya anak?
J : Sudah. Sekarang umur anak saya 5 tahun.
T : Nama anak mbak siapa?
J : Nama anak saya akbar.
T : Mbak anak ke berapa?
J : Saya anak ke-2 dari 3 bersaudara.
T : Saudara kandung mbak sudah pada menikah?
J : Ya, mereka sudah pada menikah. Keluarga saya semuanya nikah muda.
T : Kenapa mbak memilih bekerja sebagai pembantu rumah tangga?
J : (diam) Hmmm, saya mau kerja apalagi. Saya hanya tamatan SD. Bisa kerja apa saya, selain nyuci, nyapu, ngepel, mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
T : Suami mbak bekerja? Kerja di mana?
J : Ya kerja. Kerja dipabrik, tapi saya ngga tau pabrik apa.
T : Mba sudsah lama kerja disini?
J : Iya udah. Dulu sempet keluar sebentar, tapi kerja di sini lagi…
T : Apa yang membuat mba buat balik lagi bekerja disini?
J : (sambil tersenyum…) Iya. Dulu saya sempet keluar karena saya mau menikah. Nah karena saya ngga betah dirumah, ya sudah saya coba datang kerumah ibu Wahyu. Tadinya sih niatnya Cuma mau silaturahim, eh malah ditawarin kerja lagi. Ya saya bersyukur banget. Ya sudah, langsung saya terima tanpa pikir panjang lagi.
T : Anak mba sama siapa kalau mba kerja?
J : Anak saya sama adik saya. Dia yang ngejaga akbar.
T : Suka nangis ngga kalau ditinggal? Atau suka protes ngga karena mba kerja?
J : Biasanya kalau saya pergi, dia belum bangun. Jadi ngga nangis. Kalau protes ya dia suka protes. Namanya juga anak-anak. Tapi saya bilang ke dia kalau saya cari duit juga buat dia. Buat beli susu dia. Karena gaji suami saya ngga cukup buat membiayai hidup kami. Jadi saya ikut cari duit.
T : Sebelum kerja di tepat bu Wahyu, mba pernah bekerja ditempat lain?
J : Ya. Saya pernah kerja di tempat lain tapi saya ngga betah. Majikan saya yang dulu bawel. Sering ngomel-ngomel. Jadi saya ngga betah, yaudah saya keluar.
T : Lalu, mba tau bu Wahyu dari siapa?
J : Dulu teman saya ada yang nawarin jerja. Katanya bu Wahyu nyari orang buat kerja di rumahnya. Yaudah saya langsung mau.
T : Bagaimana kesan-kesan mba selama nekerja di sini?
J : Alhamdulillah, saya betah disini. Ibu baik sama saya. Keluarga semua di sini baik sama saya, mereka juga ngga memperlakukan saya seperti pembantu, tapi seperti keluarga sendiri. Itu yang membuat sya betah di sini (sambil terharu…)

Wawancara dengan majikan:
T : Nama ibu siapa?
J : Nama saya Siti Mujiari. Tapi orang-orang biasa manggil saya bu Wahyu (nama suami).
T : Umur ibu berapa?
J : Umur saya 50 tahun.
T : Pekerjaan ibu apa?
J : Saya PNS.
T : Apakah ibu selalu memakai jasa pembantu tumah tangga?
J : Ya. Saya selalu memakai jasa pembantu rumah tangga. Saya ngga sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Saya kan juga kerja, jadi saya butuh mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
T : Apa semua pekerjaan diserahkan ke pembantu?
J : Tidak semua. Kecuali memasak. Kalau masak, saya yang masak buat suami dan anak-anak.
T : Sebelum mba enact bekerja dengan ibu, apa asda orang lain yang bekerja di rumah ibu?
J : Iya. Pernah ada beberapa orang yang kerja di sini sebelumnya. Tapi mba Encat ini termasuk yang paling lama kerja di sini. Sebelumnya, dia pernah kerja di sini, tapi sempat keluar, eh sekarang kerja lagi di sini.
T : Kenapa ibu terima mba Encat untuk kerja di rumah ibu lagi?
J : Karena waktu itu di rumah lagi ngga ada yang bantu-bantu, jadi saya terima kerja di sini lagi. Selain itu, Encat kerjanya juga bagus, rapi, jujur dan juga bertanggung jawab.
T : Sudah berapa lama mba Encat bekerja di rumah ibu?
J : Sudah cukup lama yaa,. Sebelum keluar dia sudah 3 tahun kerja di sini. Yang sekarang kurang lebih 2 tahun (sambil berpikir..)
T : Kalau sebelum mba Encat, yang kerja di rumah ibu berapa lama?
J : Ngga lama. Paling lama kurang lebih 2 tahun.
T : Bagaimana kesan ibu selama mba Encat kerja di sini?
J : Saya cukup puas dengan kerja dia. Di samping itu, dia orangnya ulet, kerjanya rapi, dan jujur, itu yang paling penting. Kalau pulang kerja itu, rumah jadi kinclong (sembari tertawa).

IV. KESIMPULAN
Adanya golongan sosial dan pelapisannya dimasyarakat sebenarnya tidaklah secara kaku dibentuk oleh masyarakat. Melainkan, keadaan tersebut terbentuk karena pengelompokkan yang secara tidak langsung terjadi ditengah-tengah masyarakat dikarenakan perbedaan keadaan sosial diantara masyatrakat itu sendiri. Pada hakikatnya tidak ada yang lebih utama diantara mereka yang berada distrata bawah bahkan atas. Mereka adalah individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
Seperti yang telah di jelaskan diatas, faktor penentu pelapisan sosial sebenarnya terjadi secara terbuka. Mereka yang berada dilapisan atas biasanya yang beruntung dari segi ekonomi, mereka yang mempunyai kewenangan dalam masyarakat seperti pemuka agama, atau mereka yang berpendidikan sehingga menjadi orang yang di segani dalam bermasyarakat. Secara umum, faktor pendidikan inilah yang dapat membuat seseorang dapat memperbaiki status sosialnya di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai mahkluk sosial hendaknya kita tidaklah mempermasalahkan jenjang pelapisan sosial tersebut. Karena pada hakikatnya, sebagai individu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita pastinya membutuhkan bantuan dari sesama. Dan alangkah indahnya jika kebersamaan itu terus terjaga ditengah masyarakat demi terciptanya masyarakat yang sejahtera dan saling bergotong-royong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar